Sabtu, 04 Mei 2013

CIRI-CIRI HAJI ATAU UMROH YANG MABRUR

Haji dan umroh pada hakekatnya merupakan sebuah perjalan spiritual untuk mendekatkan diri kepada Sang Maha Pencipta Allah SWT. Bagi mereka yang melaksanakan ibadah Haji atau Umroh dengan betul-betul ikhlas, pasti di sana akan mendapatkan pelajaran spiritual yang sarat makna. Ketika kita melihat Ka'bah atau melakukan thawaf seakan-akan kita tersihir dan terbawa ke dalam suasana yang sangat ukhrowi. Hati bergetar ketika pertama kali kita melihat Ka'bah, bangunan segi empat berbentuk kubus yang sungguh sangat berwibawa dan seakan mempunyai daya magis bagi yang melihatnya. Bagi yang pertama kali melihatnya tentunya akan membatin ternyata inilah yang menjadi kiblat ketika bertahun-tahun semenjak kita kecil melaksanakan sholat.

Ketika kita melaksanakan thawaf dan berdesak-desakan dengan beribu-ribu jamaah lain dari segala penjuru dunia, timbul sebuah kesadaran betapa amat sangat kecilnya kita di hadapan Allah SWT Sang Kreator alam semesta ini. Kita akan mendapati berbagai suku dan ras yang ada di dunia ini mengagungkan nama-Nya. Ada yang mempunyai perawakan tinggi besar dengan kulit amat hitam seperti bangsa negro, ada yang bermata biru dan berkulit putih seperti halnya bangsa-bangsa dari asia tengah, ada yang berperwakan sedang dengan kulit sawo matang sebagaimana jamaah yang berasal dari melayu dan masih banyak lagi ras-ras lain dengan berbagai ciri dan bentuk tubuh yang berbeda satu dengan lainnya. Semuanya mengumandangkan asma Allah sambil mengelilingi bangunan yang berbalut kain hitam dan berdiri dengan kokohnya itu.  Subhanallah.

Selanjutnya ketika kita melakukan sa'i yang juga menjadi rukun dalam ibadah haji dan umroh, kitapun akan mendapati bahwa semuanya melantunkan do'a-doa dan mengagungkan nama-nama Allah. Hati terasa sangat damai dan merasa terharu melihat hal ini. Dan begitupun selanjutnya dengan ritual-ritual lain, semuanya akan membuat kita merasa amat sangat kecil di hadapan Allah SWT. Betapa selama ini kita sudah merasa paling benar sendiri ketika kita berada di lingkungan kita, merasa paling gagah sendiri, merasa paling sempurna dan rasa-rasa kesombongan yang lainnya, yang ternyata ketika kita di tanah haram, semuanya tidak ada artinya, sungguh kita selama ini berada dalam perasaan yang semu. Astaghfirullah.

Demikian itulah sebenarnya hakikat ibadah haji atau umroh yang kita lakukan. Kita akan menyaksikan dengan mata kepala sendiri keagungan Allah dan kebenaran akan ajaran Nabi Muhammad SAW. Sehingga sudah semestinyalah ketika kita pulang dari tanah suci kita menjadi akan menjadi manusia yang lebih berkualitas dibanding sebelum kita melakukan ibadah haji atau umroh. Dan inilah yang selanjutnya dinamakan dengan haji atau umroh yang mabrur. Mungkin beberapa ciri dari haji atau umroh yang mabrur akan dapat kita lihat sebagaimana dikatakan dai wong kito dan Pemred Warta Dakwah, H Muazim Syair, merujuk beberapa hadist Rasulullah SAW, ada empat ciri orang yang mendapat predikat haji mabrur :

  1. Sepulang dari berhaji atau umroh, tutur katanya selalu baik dan menyenangkan orang lain. Memiliki sifat terpuji seperti sabar, rendah hati (tawaddhu’) dan tidak sombong. Di tanah suci ia telah ditempa menjadi hamba Allah yang rendah hati. Meski ia seorang pejabat, orang kaya atau penguasa, di tanah suci Dia memandangnya sama dengan rakyat kecil, jelata. Semuanya hanyalah hamba-Nya semata
  2. Seseorang yang sudah menyandang gelar haji atau pernah umroh akan lebih taat beribadah dibandingkan sebelum ia menunaikan ibadah haji atau umroh. Karena selama berada di tanah suci ia telah dilatih untuk taat beribadah, terutama dalam ibadah salat. Kalau di Mekkah ia selalu menunaikan salat berjamaah di Masjidil Haram, dan atau di Masjid Nabawi ketika berada di Madinah Al-Munawwarah, setibanya di tanah air hal itu juga harus dilakukannya. Dia tindaklanjuti dalam pergaulan dan kehidupan sehari-hari.
  3. Seseorang yang telah berpredikat haji atau pernah umroh akan selalu menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan tercela. Orang yang mendapat haji mabrur tidak mau lagi berbohong. Ia akan selalu jujur dalam kesehariannya, apapun profesinya. Jika kebetulan seorang pedagang ia tidak akan mau mempermainkan timbangan, meteran atau perkataan bohong lainnya. Kalau ia seorang aparatur negara ia tidak akan menyalahgunakan wewenang atau melakukan korupsi.
  4. Orang yang mendapat gelar haji atau umroh mabrur sifat sosialnya akan meningkat, begitu pula rasa kesetiakawanan terhadap sesama. Ia akan jadi rajin ber-infaq fi sabilillah, menyantuni anak yatim dan orang miskin.
Mungkin empat hal di atas itulah yang bisa menjadi tolok ukur kemabruran seseorang setelah melakukan ibadah haji atau umroh. Karena haji bukanlah hanya urusan gelar atau nama saja, tetapi lebih jauh dari itu haji atau umroh merupakan perjalanan spiritual yang akan membuat seseorang yang melaksanakannya lebih berkualitas dibanding ketika sebelum melaksnakan ibadah haji atau umroh. Wallahua'lam. (***).



5 komentar:

  1. Tulisannya sangat menyentuh!.semoga kami mendapatkan umroh dan haji yang mabrur,amiin,,,trims.

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah. Terima kasih artikelnya sangat bermanfaat bagi kami. Mohon doanya agar ibadah umroh kami mjd ibadah yg mabrur dan maqbul. Aamiin YRA.

    BalasHapus
  3. Baru seminggu saya pulang umroh.hati rasanya tenang dan
    tentram.alhamdulillah saya jadi rajin berjamaah.yang radinya habya subuk mengurusi ysaha dagang saya.

    BalasHapus
  4. Baru seminggu saya pulang umroh.hati rasanya tenang dan
    tentram.alhamdulillah saya jadi rajin berjamaah.yang radinya habya subuk mengurusi ysaha dagang saya.

    BalasHapus
  5. Umroh itu indah dan meneangkan hati dan pikiran.

    BalasHapus