Kamis, 23 Mei 2013

UMROH RAMADHAN MENYAMAI HAJI

Bulan Ramadhan merupakan sayyidus suhur atau bulan yang paling mulia dibanding bulan-bulan lain selainnya. Pada bulan Ramadhan itulah Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantaraan malaikat Jibril as. Al-Quran diturunkan pada malam tujuh belas di bulan Ramadhan ketika Nabi Muhammad SAW bertahannuts di Gua Hiro' di atas Jabal Nur di pinggiran Kota Makkah. Hal ini sekaligus menandai diangkatnya Nabi Muhammad SAW sebagai rosul yang bertugas untuk menyampaikan dakwah ketauhidan kepada umat manusia. Iqro' yang artinya "bacalah" merupakan ayat Al-Quran yang pertama kali turun kepada beliau, hingga akhirnya sampai ayat ke 5 dari surat Al-'Alaq.

Selain merupakan bulan dimana Al-Quran diturunkan, bulan Ramadhan juga sangat dimuliakan oleh Allah SWT, melebihi bulan-bulan lainnya. Di bulan ini umat manusia diwajibkan melaksanakan puasa yang merupakan sarana untuk membersihkan jiwa dari nafsu yang bersemayam dalam diri manusia. Pada bulan ini nilai pahala ibadah manusia akan dilipatgandakan, apabila seseorang melakukan suatu amal yang berkategori sunat, maka pahalanya akan disamakan dengan melaksanakan sebuah amal yang berderajat wajib, dan apabila seseorang melakukan sebuah amal wajib maka pahalanya akan dilipatgandakan dengan 70 kali amalan wajib di bulan lainnya, bahkan tidurnya orang yang melakukan puasapun dinilai sebuah ibadah.

Lebih istimewanya lagi di dalam bulan Ramadhan juga terdapat malam lailatul qadar yang apabila kita dapat menjumpainya dalam keadaan beribadah, maka nilai pahalanya akan melebihi dari nilai seribu bulan. Subhanallah, sungguh sangat mulianya bulan Ramadhan itu. Sehingga dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa seandainya diperbolehkan berharap, para sahabat nabi menginginkan bahwa sepanjang tahun adalah bulan Ramadhan, dikarenakan mulianya bulan Ramadhan itu. Dan dalam riwayat lain disebutkan bahwa apabila manusia mengerti akan kemuliaan bulan Ramadhan, maka niscaya mereka akan menangis bersedih apabila akan ditinggalkan oleh bulan Ramadhan.

Selanjutnya Nabi Muhammad SAW pernah bersabda kepada seorang wanita Anshor : Mengapakah anda tidak melaksanakan haji bersama kami ? Jawab wanita itu : Kami hanya mempunyai satu kendaraan dan sudah dikendarai oleh suamiku dengan anaknya (putranya), dan ada lagi seekor onta untuk menyiram kebun. Maka Nabi bersabda kepadanya : Jika tiba bulan Ramadhan maka pergilah berumrah, sesungguhnya umroh di bulan Ramadhan bagaikan berhaji (menyamai haji). (HR. Bukhori Muslim), dan dalam riwayat Muslim ditambahkan "menyamai haji bersamaku".

Sungguh sangat besar nilai pahala ibadah di bulan Ramadhan, sehingga umroh yang dilaksanakan pada bulan Ramadhanpun nilai pahalanya sama dengan melaksanakan haji. Mungkin hadits ini bisa menjadi sebuah landasan bahwa apabila kita mampu melaksanakan, maka umroh di bulan Ramadhan merupakan sebuah ibadah yang juga perlu kita prioritaskan. Walaupun hal itu tidak bisa menggugurkan kewajiban untuk berhaji bagi yang mustathi', tetapi dengan banyaknya kendala yang berkaitan dengan kuota jamaah haji, daftar tunggu yang lama, usia yang sudah tua mungkin ini bisa menjadi alternatif untuk dilakukan. Meskipun kita tidak dipanggil haji (dan itu sangat tidak penting sama sekali) tetapi setidaknya apabila kita ikhlas dalam melaksanakannya serta sudah memenuhi syarat dan rukunnya maka nilai pahalanya sudah sama dengan orang yang melakukan haji. Wallahua'lam.

   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar