Pada masa kini banyak sekali kaum muslimin yang mempunyai keinginan untuk menunaikan ibadah haji. Saking banyaknya yang ingin menunaikan ibadah haji ini, "waiting list" untuk Propinsi DIY dalam berita terakhir, bagi yang mendaftar bulan ini, maka pelaksanaan hajinya besok pada tahun 2026 alias harus menunggu selama 13 tahun. Sebuah penantian yang tidak sebentar tentunya. Mungkin hal ini tidak bermassalah bagi yang mereka pada saat ini masih berumur 30-an atau 40-an tahun, tapi bagi mereka yang pada saat ini sudah berumur 60-an tahun tentunya hal ini agak menjadi masalah. Karena andaikata sekarang sudah berumur 60 tahun dan keberangkatan hajinya 13 tahun lagi berarti usia besok pada waktu berangkat sudah 73 tahun, bukan usia yang ideal lagi untuk melaksanakan ibah haji yang membutuhkan fisik prima karena memang haji dan umroh banyak ritual yang membutuhkan kekuatan fisik.
Selanjutnya selain karena faktor usia yang sudah tidak ideal lagi, siapakah yang akan menjamin kita masih hidup dalam usia yang sebegitu tua itu, walaupun tentunya usia itu hanya Allah-lah yang mengetahui, tetapi sebagai umat nabi Muhammad kita pantas khawatir, masih hidupkah kita di usia tersebut, sedangkan Nabi Muhammad sendiri wafat pada usia 63 tahun. Terlepas dari hal tersebut di atas, mungkin bagi yang berusia yang masih berusia muda, masa penungguan yang agak lama itu mungkin bisa menjadi masa untuk mempersiapkan diri secara mental dan keilmuan Islam. Persiapan secara mental dan keilmuan ini sangat penting agar kita besok ketika sudah pulang dari haji, maka kita betul-betul pantas disebut sebagai haji, bukan hanya gelarnya saja yang haji tetapi ilmu keislamannya nol besar. Dengan persiapan yang panjang insya Allah apabila kita gunakan secara maksimal, untuk melestarikan kemabruran akan lebih mudah dari pada persiapan yang dilakukan secara instan.
Apabila waktu yang cukup lama itu digunakan untuk memperdalam keagamaan, bacaan Al-Quran maupun pengetahuan masalah hadits dan ilmu yang lain, niscaya sudah banyak ilmu yang bertambah ke dalam diri kita. Jangan sampai ketika pulang dari ibadah haji kita tidak mau disuruh menjadi imam karena bacaan kita masih berlepotan, atau kita tidak mempunyai koleksi hapalan do'a sehingga kita enggan ketika disuruh untuk menjadi Imam. Walaupun menjadi imam sholat berjamaah, memimpin do'a dan lainnya itu bukanlah niat kita dalam mempelajari ilmu agama, tetapi memang sudah sepantasnyalah orang yang bergelar haji mempunyai keilmuan yang lebih dari pada orang awam. Karena mengerjakan ibadah haji merupakan pelajaran spiritual yang tidak didapatkan oleh orang lain yang belum melaksanakan ibadah haji.
Ada kejadian yang terjadi di wilayah penulis, seseorang yang baru saja pulang dari menunaikan ibadah haji ketika disuruh menjadi imam sholat lagu Al-Fatihah yang dibacakannya berbeda dari ketika sebelum dia berangkat haji, dan sebenarnya diapun jarang sekali melakukan sholat berjamaah. Lagunya seperti alunan Syekh Al-Ghamidy yang menjadi imam besar di Masjidil Haram, walaupun kesannya dibuat-buat dan justru agak sedikit aneh dan kaku. Hal itu dilakukan ketika menjadi imam sholat Isya. Kemudia ketika sholat ashar dia disuruh lagi menjadi imam sebagai penghormatan dari para jamaah yang meyakini apabila seseorang pulang haji sebelum 40 hari maka do'anya akan dikabulkan oleh Allah, walaupun sekali lagi do'a yang dibacanya juga tidak jelas karena memang bukan ahlinya dan sedikit perbendaharaan doa yang dipunyainya. Ketika selesai sholat berikut wirid dan do'anya dan jamaah sudah pada mau pulang, eh dianya malah melakukan sholat ba'dal ashar, yang notabene tidak ada dalam syariat Islam. Dan ketika subuh diulangi lagi dia juga melakukan sholat ba'dal subuh. Inilah kalau hajinya haji instan, semuanya serba instan dan karena ingin rajin sholat sunat rawatib tapi malah justru yang seharusnya tidak adapun dia malah melakukan sholat sunat juga. Eeee.... karena memang yang namanya instan itu juga tidak maksimal. Jadi jangan sampai kita menjadi haji instan yang nanti malah ditertawakan oleh orang lain karena kedangkalan ilmu agama yang kita miliki.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar